Trenggalek,Radarfakta-Bupati Mochamad Nur Arifin bersama dengan jajaran Forkopimda Kabupaten Trenggalek, segenap pejabat perangkat daerah legislatif, parpol maupun beberapa unsur organisasi kemasyarakatan, mengikuti Sidang Paripurna DPRD dengan agenda mendengarkan Pidato Kenegaraan Presiden Prabowo Subianto menjelang peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan ke-80 Republik Indonesia.
Bertempat di ruang sidang Paripurna DPRD Trenggalek, Bupati Mochamad Nur Arifin dan seluruh peserta sidang terlihat sangat khidmad mendengarkan pidato arah kebijakan Presiden Prabowo dalam peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan RI. Mengawali pidatonya, Presiden Prabowo mengurai langsung keberhasilan presiden-presiden RI sebelumnya mulai dari Presiden Soekarno hingga Presiden Joko Widodo.
Menjawab pertanyaaan negara lain keberhasilan Indonesia selama ini menurut Prabowo karena negaranya menganut demokrasi yang khas Indonesia. Demokrasi yang sejuk, demokrasi yang mempersatukan, bukan demokrasi yang saling gontok-gontokan, saling menjatuhkan, saling memaki, saling menghujat dan bukan demokrasi yang saling membenci. Diharapkan olehnya demokrasi warisan nenek moyang ini bisa terus dipegang teguh oleh bangsa ini.
Masih menurut Presiden RI ke-8 itu, bangsa Indonesia harus berani melihat kekurangan-kekurangan sendiri, harus berani memperbaiki kesalahan-kesalahan sendiri. Kemudian harus berani melihat penyakit-penyakit di tubuh sendiri agar bisa memperbaiki kekurangan-kekurangan itu. Karena menurut Presiden ke-8 itu tanpa mau mengakui tentu tidak akan mampu memperbaiki.
Presiden juga menyinggung mengenai kebocoran anggaran negara yang sangat besar, namun negara ini tidak cukup waktu, tidak cukup energi untuk mencari kesalahan orang. Pemerintah yang dipimpinnya diharapkan bisa mengusahakan diri mencari solusi cepat dan tepat atas masalah pokok tersebut.
Di ibaratkan oleh Presiden Prabowo kalau mengeluarkan darah terus menerus orang bisa mati. Dan bila negara ini kekayaannya keluar terus menerus ke luar negeri maka Indonesia akan menjadi negara yang gagal. Presiden perlu mengambil langkah-langkah konkrit meskipun itu sulit dan tidak populer bagi pihak-pihak tertentu. Langkah-langkah penyelamatan ini perlu diambil untuk menyelamatkan kekayaan negara agar bisa digunakan untuk kepentingan bangsa di hari ini dan hari esok. Untuk kepentingan generasi sekarang dan juga generasi mendatang.
Kalau konsekuen menjalankan perintah pendahulu bangsa yang semua telah tertuang dalam UUD 1945, diyakini oleh Presiden Prabowo bangsa ini akan selamat. UUD 1945 harus dipelajari dan jangan hanya dijadikan mantra atau slogan dibibir saja. Alasannya karena rancang bangun yang tertuang dalam UUD 45 dianggap relevan, ampuh, nyata dan operasional untuk digunakan. “Mengikuti rancang bangun pendahulu bangsa ini kita akan kuat,” kata Presiden Prabowo dalam pidatonya.
Masuh menurut Presiden Prabowo, kekuatan negara itu terlihat bagaimana bisa menguasi dan mengelola kekayaan negara itu sendiri. Harus berani mengkoreksi bila mengambil langkah keliru. Pemerintah melakukan berbagai subsidi pangan mulai dari pupuk beras dan yang lainnya, namun kadang-kadang pangan itu tidak terjangkau masyarakat. Ini menjadikan suatu keanehan, bahkan katanya negara penghasil Sawit tapi sempat mengalami kelangkaan sawit. Semua ini menjadi perhatian serius Presiden ke-8 itu.
Sistem ekonomi yang diamanatkan UUD 1945 diabaikan. Pasal 33 ayat 1, 2 dan 3 seolah-olah diabaikan karena tidak relevan. Padahal ini merupakan pasal pengaman dan benteng pertahanan ekonomi bangsa. Ayat 1 disebutkan perkonomian disusun atas azas kekeluargaan. Ditegaskan oleh Presiden Prabowo berazaskan kekeluargaan bukan azas konglomerat. Kemudian dikupas juga relevansi ayat-ayat berikutnya dalam pasal tersebut.
Pertumbuhan ekonomi dianggap presiden masih dinikmati oleh segelintir orang karena masih banyak anak-anak kelaparan, petani dan nelayan yang kesulitan menjual hasil panennya. Kemudian rakyat yang belum memiliki rumah layak huni, guru yang belum dihargai dan masyarakat yang tidak mampu berobat karena tidak ada fasilitas kesehatan di daerahnya.
Melaksanakan undang-undang dasar, Presiden Prabowo melaksanakan program Makan Bergizi Gratis (MBG). 20 juta anak sekolah, anak belum sekolah, ibu hamil dan ibu menyusui sudah menerima program makan bergizi gratis ini. Dalam kesempatan itu Presiden RI itu berterima kasih dan menyampekan penghargaan kepada Badan Gizi Nasional (BGN) yang telah bekerja keras mencapai capaian ini. “Dalam 7 bulan Indonesia telah mencapai apa yang negara-negara lain butuh mencapai belasan tahun. Seperti halnya Brasil yang membutuhkan waktu belasan tahun untuk melaksanakan program serupa,” terang Presiden Prabowo dalam pidatonya.
Banyak hal lain yang disinggung Presiden ke-8 itu dalam pidatonya. Mengenai program ketahanan pangan serapan beras yang cukup tinggi sehingga cadangan beras negara surplus luar biasa. Kesejahteraan petani juga terangkat dengan penyerapan gabah petani oleh BULOG Rp. 6.500 per kilogram. Belum lagi program Sekolah Rakyat, Koperasi Merah Putih, program kampung nelayan dan program-program strategis nasional lainnya.
Mendengarkan pidato kenegaraan Presiden ke-8 itu, Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin sangat mendukung kebijakan-kebijakan yang telah diambil Presiden Brabowo. Menurutnya penyerapan beras petani dengan harga yang layak, kemudian Makan Bergizi Gratis, Sekolah Rakyat, Koperasi Merah Putih serta program-program lainnya itu merupakan program nasional yang wajib didukung oleh pemerintah daerah.
Sementara itu Ketua DPRD Trenggalek, Doding Rahmadi menyampaikan, “hari ini kita mendengarkan pidato kenegaraan bapak presiden. Banyak sekali informasi yang disampaikan oleh beliau yang intinya untuk kemajuan bangsa kita,” kata politisi PDIP itu, Jum’at (15/8/2025).
Banyak program prioritas seperti Makan Bergizi Gratis yang disampaikan. Sudah ada 20 juta penerima manfaat. “Di kita ada 2 dapur umum MBG yang sudah berjalan dan semoga yang selanjutnya bisa segera kita resmikan. Kemudian juga tentang Koperasi Merah Putih, termasuk juga Sekolah Rakyat, ketahanan pangan dan yang lainnya. Jadi di hari ulang tahun kemerdekaan ke-80 ini, kita semakin baik, semakin sejahtera dan maju,” tandas Doding Rahmadi.
(Tier)