- Lestarikan Budaya Sanggul dan Kebaya, WBI Gelar Kopdar Perdana di Nganjuk
- Warga dan GMBI Klarifikasi Dugaan Pungli Program PTSL Desa Kedungdowo
- Bupati dan Wakil Bupati Bojonegoro Akan Hadiri HUT IBI di GOR Dabonsia Ngumpakdalem
- Bupati Trenggalek Launching Satgas Daya (Satuan Tugas Swadaya)
- Pisah Sambut Dandim 0806 Trenggalek: Letkol Yudo Pamit, Letkol Isnanto Siap Bertugas
- Nganjuk Unggul dalam Program Koperasi Merah Putih, Bawa Pulang Rp 3 Miliar
- Sekda Trenggalek Ambil Apel Di Dinas Perinaker Mengajak ASN Kerja Dengan Baik
- Peringatan Hari Bhayangkara Ke -79 Wabup Syah Menyampaikan Terima Kasih
- Pemasangan tiang fiber optik (FO) di kecamatan dander Diduga belum berizin
- Rapat Dengar Pendapat Komisi III DPRD Nganjuk Bersama KTNR Terkait Odol
Lestarikan Budaya Sanggul dan Kebaya, WBI Gelar Kopdar Perdana di Nganjuk

Nganjuk, RadarFakta- Komunitas Wanita Bersanggul Indonesia (WBI) menggelar kopi darat (kopdar) perdana di Kabupaten Nganjuk sebagai bentuk komitmen dalam melestarikan budaya bangsa, khususnya sanggul dan kebaya. Acara yang berlangsung pada Minggu (6/7/2025) di Warung Lesehan Pak Brodin, Desa Watudandang, Kecamatan Prambon ini dihadiri lebih dari 100 anggota WBI dari berbagai daerah di Jawa Timur.
Kegiatan ini menjadi ajang silaturahmi antaranggota sekaligus sarana mempererat hubungan komunitas perempuan pecinta budaya Nusantara. Yang lebih penting, acara ini mengusung misi mengajak para perempuan Indonesia untuk kembali mencintai sanggul dan kebaya sebagai identitas khas wanita Indonesia.
Baca Lainnya :
- Warga dan GMBI Klarifikasi Dugaan Pungli Program PTSL Desa Kedungdowo0
- Bupati Trenggalek Launching Satgas Daya (Satuan Tugas Swadaya) 0
- Pisah Sambut Dandim 0806 Trenggalek: Letkol Yudo Pamit, Letkol Isnanto Siap Bertugas0
- Nganjuk Unggul dalam Program Koperasi Merah Putih, Bawa Pulang Rp 3 Miliar0
- Sekda Trenggalek Ambil Apel Di Dinas Perinaker Mengajak ASN Kerja Dengan Baik0
Ketua Umum WBI, Arida Djaohar, dalam sambutannya mengajak seluruh perempuan di Indonesia untuk menjaga dan melestarikan budaya sanggul dan kebaya.
*"Sanggul adalah ciri khas wanita Indonesia. Mari kita lestarikan budaya ini dari Sabang sampai Merauke,"* ujarnya penuh semangat.
Sementara itu, pendiri sekaligus penasehat WBI Pusat, Sami Rahayu, mengungkapkan bahwa kopdar di Nganjuk ini menjadi langkah awal yang penting dalam memperluas jangkauan WBI di Jawa Timur. Ia juga menambahkan bahwa kehadiran para anggota dari wilayah seperti Surabaya, Kediri, Sidoarjo, Tulungagung, Blitar, dan Nganjuk menunjukkan antusiasme tinggi terhadap gerakan pelestarian budaya tersebut.
*"Kopdar perdana ini menjadi tonggak untuk memperkuat jejaring kami di Jawa Timur. Apalagi pada Oktober mendatang, WBI akan genap berusia tiga tahun dan akan dirayakan di Kota Malang,"* jelasnya.
Lebih lanjut, Sami menyampaikan keprihatinannya terhadap semakin terkikisnya penggunaan sanggul dan kebaya di kalangan generasi muda.
*"Kita tidak ingin sanggul dan kebaya hilang dari peradaban. Bahkan, bila kita tidak peduli, bisa saja nanti budaya ini diklaim oleh negara lain. Inilah alasan kuat mengapa komunitas ini hadir,"* tegasnya.
Ia juga berharap adanya dukungan dari berbagai pihak, baik pemerintah maupun masyarakat, agar warisan budaya ini tidak hanya dikenang, tapi juga dijaga dan diwariskan.
Ketua WBI Nganjuk, Riyanti, turut menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya acara ini. Ia menjelaskan bahwa WBI Nganjuk masih tergolong baru dengan jumlah anggota sebanyak 12 orang, yang berasal dari beberapa kecamatan seperti Patianrowo, Lengkong, Bagor, Loceret, dan Kemlokolegi.
Meski baru terbentuk, kami optimis jumlah anggota akan terus bertambah. Acara kopdar seperti ini akan kami gelar secara berkelanjutan di berbagai koordinator wilayah (korwil) lainnya, ujarnya.
Melalui kegiatan ini, WBI berharap semakin banyak perempuan Indonesia yang bangga mengenakan sanggul dan kebaya dalam kehidupan sehari-hari, bukan hanya untuk acara formal, tapi sebagai bentuk cinta terhadap budaya luhur bangsa. (san)
