- Medhayoh di Temayang, Bupati Wahono Berdialog tentang Potensi Wisata Lokal
- Jelang pengesahan PSHT tiga polres kompak jaga kondusifitas wilayah
- Transparansi Anggaran Pendidikan Dipertanyakan: Dana MKKS SMK Tulungagung Diduga Menguap ke OKNUM
- Sah! Tapi dengan Catatan: DPRD Minta Pemkab Benahi Sektor Parkir dan Wisata
- Dugaan Karyawan PT SAI Mengalami Intimidasi dan Ancaman PHK, DPC F Hukatan KSBSI nganjuk Turun Tanga
- Ratusan Warga Dusun Suru Gelar Acara Bersih Desa dengan Tasyakuran, Wujud Syukur dan Silaturahmi
- Kepala Desa Notorejo Terharu Suksesnya Bhayangkara Tulungagung Festival Balon 2025
- Bupati Trenggalek Serahkan Sapi Kurban Hampir 1,1 Ton Bantuan Presiden Prabowo
- Momentum Iduladha, Bupati Nganjuk Salurkan Hewan Kurban sebagai Simbul Keikhlasan dan Solidaritas
- Polres Bojonegoro Salurkan Hewan dan Daging Kurban untuk Warga dan Mitra Kepolisian
Bupati Trenggalek Gercep Tangani Bencana: Relokasi Warga Jadi Prioritas Utama

Trenggalek,Radarfakta 3 Juni 2025 – Kabupaten Trenggalek masih berbenah usai dihantam bencana alam pada 19 Mei lalu. Curah hujan tinggi selama beberapa hari mengakibatkan banjir bandang di Trenggalek, Pogalan, Gandusari, Kampak, dan Munjungan, serta tanah longsor di berbagai titik, termasuk tragedi di Dusun Kebonagung, Desa Depok, Kecamatan Bendungan, yang merenggut enam nyawa. Dampak parah ini mendorong Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, untuk segera menggelar rapat koordinasi dengan jajaran terkait guna merumuskan langkah-langkah penanganan pasca-bencana.
Sebagai bentuk komitmen pemerintah daerah terhadap keselamatan warganya, Pemkab Trenggalek mengambil keputusan penting untuk menyiapkan relokasi bagi 71 Kepala Keluarga (KK) yang terdampak. Prioritas diberikan kepada warga yang rumahnya berada di lokasi sangat rawan, dengan tujuan memberikan tempat tinggal yang lebih aman dan layak di masa depan.
Usai memimpin rapat di Gedung Bhawarasa, Bupati Arifin menyampaikan apresiasinya atas dukungan Pemerintah Provinsi dalam proses relokasi ini. "Tinggal nanti kita sepakati lokasi yang aman bagi warga terdampak," ungkapnya, seraya menambahkan bahwa usulan lokasi sudah diajukan oleh Kepala Desa Depok. Sembari menunggu persetujuan akhir lokasi, Pemkab Trenggalek juga tengah fokus pada penyediaan kebutuhan esensial bagi masyarakat, seperti air bersih.
Baca Lainnya :
- Kabupaten Trenggalek Perkuat Ketahanan Gizi: SPPG Karangsoko Hadir sebagai Solusi Sistematis Penangg0
- Bupati Trenggalek Lantik 992 CASN dan PPPK, Pesan \"Duta Pembangunan\" untuk Kemajuan Daerah0
- Pemdes Ngembel Gelar Musdessus Bentuk Koperasi Merah Putih, Dukung Penguatan Ekonomi Warga0
- Paving Proyek Jalan Desa Dibongkar di Trenggalek: Masyarakat Protes Kualitas Buruk0
- Bupati Ipin Serahkan Ranperda Perubahan OPD, Ini Tujuannya0
Bupati Arifin menekankan bahwa relokasi bukan sekadar pilihan, melainkan sebuah keharusan, terutama mengingat kondisi geologis di lokasi longsor yang sangat rentan. Topsoil yang tipis dan struktur batuan yang mudah bergeser membuat wilayah tersebut tidak aman untuk ditinggali. "Kami ingin memastikan warga yang direlokasi tetap bisa melanjutkan kehidupan dengan layak, terutama agar lokasinya tidak terlalu jauh dari sumber mata pencarian mereka," jelas Arifin, menunjukkan kepeduliannya terhadap keberlangsungan hidup warga.
Meskipun desa telah mengusulkan lokasi relokasi, Pemkab Trenggalek akan tetap melakukan kajian mendalam terhadap kelayakannya. Pengalaman menunjukkan bahwa tidak semua usulan lokasi aman, seperti yang terjadi di Ngrandu, di mana titik yang diusulkan masih memiliki kemiringan ekstrem. "Kalau mau Cut and Fill, harganya juga lebih mahal dari membangun rumahnya sendiri. Maka kita minta lahannya yang memang aman. Tidak berada di kawasan yang rawan. Kemudian secara anggaran kita juga bisa optimalkan," tegasnya, menggarisbawahi pentingnya efisiensi anggaran dan keamanan lokasi.
Selain penanganan longsor, Pemkab juga tengah berupaya mengatasi masalah banjir di Desa Ngares. Pembangunan tanggul permanen oleh BBWS/Kementerian PU menjadi solusi jangka panjang, namun memerlukan persetujuan warga untuk pembebasan lahan seluas sekitar 100 m². "Saya juga melakukan komunikasi dengan kepala BBWS dan juga kementrian PU. Melalui sambungan Whatsapp kita sudah kirimkan tanggap bencananya dan beliau sudah menurunkan tim kaji cepat untuk segera pembangunan," terang Mas Ipin, sapaan akrab Bupati Arifin. Ia berharap warga segera memberikan persetujuan bermeterai agar pembangunan tanggul dapat segera dimulai.(tier)
